Pada masa pendemi ini, banyak sekali bisnis yang terdampak sehingga banyak bisnis yang tutup atau mengalami penurunan sales. Demikian juga kondisi dibisnis garment. Sebagai contoh produk garment di Bandung, telah banyak mengalami PHK dan penurunan omset yang tajam. Salah satu penyebab kondisi ini terjadi karena daya beli turun, dan konsumen mengalihkan pembelanjaannya ke kebutuhan pokok.
Salah satu bisnis garmet yang relatif mampu bertahan dimasa pandemi ini adalah kebutuhan baju dan perlengkapan bayi. Kenapa bisnis ini masih berjalan, salah satunya karena kebutuhan bayi dan perlengkapannya adalah kebutuhan dasar, sehingga masih akan tetap dibutuhan walau kondisi kurang menguntungkan seperti saat ini.
Nah, bagi Anda yang ingin mencoba peruntungan dibisnis baju dan perlengkapan bayi, berikut ini tips dan kiat yang sudah teruji dapat Anda lakukan dalam memulai bisnis baju dan perlengkapan bayi.
1. Mulai dari Modal Kecil
Untuk memulai bisnis, disarankan dengan modal kecil dulu. Kenapa demikian, karena bisnis rintisan memiliki rasio gagal yang cukup tinggi, sehingga kalau kegagalan tidak semua modal hilang. Memulai dari kecil jauh lebih aman sambil sekalian menguji produk apakah cocok dan diserap pasar atau tidak. Berikutnya, jika mendapat respon positif, maka lanjutkan dengan bertahap membesarkannya.
2. Kulakan Dikit, Tapi Lengkap
Saat memulai usaha, lakukan dengan kulakan sedikit saja namun lengkap. Bagi konsumen, mereka datang ke toko bayi harapannya semua kebutuhannya dapat terpenuhi. Mereka malas jika harus berbelanja dari toko ke toko. Oleh karena itu, jika modal terbatas, maka lakukan dengan kulakan baju bayi jumlahnya terbatas namun lengkap. Ini akan meningkatkan reputasi toko baju bayi Anda
3. Cari Suplier yang Kompetitif
Suplier baju bayi yang kompetitid syaratnya ada dua, pertama harus berkualitas dan yang kedua harus bersaing harganya. Baju bayi berbeda dengan produk fashion dewasa yang bisa lebih longgar dengan kualitas. Karena kulit bayi yang sensitif, maka kualitas adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar.
4. Fokus Pada Kualitas Produk
Daripada fokus ke harga murah, lebih baik fokus pada kualitas. Apa gunanya saat pembeli membeli dengan harga murah, namun saat dipakai cepat rusak. lusuh dan jahitannya terburai. Menjual produk dengan kualitas rendah justru lebih beresiko dari komplain pelanggan. Mengingat kulit bali sangat sensitif. Salah satu indikatornya adalah SNI.
5. Aktifkan Off Line dan On Line Marketing
Jualan hari ini tak bisa hanya mengandalkan jualan off line, apalagi dalam situasi pandemi, rata-rata ibu hamil dan ibu yang melahirkan sangat menghindari pergi ke keramaain. Nah, solusi yang bisa kita berikan adalah bagaimana bisa melayani pembelian online yang lebih dianggap aman oleh para ibu-ibu muda.
Demikian, 5 kita memulai usaha baju dan perlengkapan bayi dengan resiko gagal yang rendah. Dan tentunya dengan modal secukupnya saja. Semoga Anda sukses menjalankan toko bayi Anda.